Anti Copas

Selasa, 28 April 2015

Teater Mendu (Kesenian Tradisional Suku Melayu)

Judul : Sekuntum Bunga Serai

Sinopsis : “Sekuntum Bunga Serai” yang mengisahkan seorang raja yang putri tercitanya sedang sakit parah, sehingga sangat sulit untuk disembuhkan.Terkecuali bila diobati dengan Sekuntum Bunga Serai. Namun, bunga serai itu sulit didapatkan karena hanya ada di mulut gua di sebuah hutan yang amat lebat dan dijaga oleh jin-jin yang ganas buas. Akhirnya raja mengirim maklumat kepada seluruh rakyatnya untuk mencari bunga serai.
Terdengar juga oleh Mak Miskin dan anaknya yang tinggal di Ujung Tanjung. Si Bujang dan Mak Miskin berusaha mencari bunga serai tersebut. Dalam perjalanan di hutan, seorang Petale Guru dari khayangan turun ke bumi membantu si Bujang dengan memberinya kesaktian. Kera-kera putih yang berada di sekitar hutan itupun bersahabat dengan si Bujang.
Walhasil, bahwa si Bujang berhasil mendapatkan bunga serai setelah berperang melawan jin-jin yang ganas. Diperjalanan pulang, bunga serai dirampas oleh seorang putra mahkota dari negri seberang dan langsung membawanya pulang ke istana raja. Namun, kebenaran jualah di atas segalanya, sementara niat dan perbuatan curang tidak akan lepas dari Murka Tuhan. Bahwa si bujang berada dalam kasih sayang Tuhan.
Kesuksesan acara tidak hanya didukung oleh para pemain yang total dalam berperan, tetapi juga didukung dengan tata panggung yang kreatif. Dekorasinya sendiri dirancang oleh Yusuf Abu Bakar yang memang sudah kawakan sejak Mendu pertama kali berdiri pada tahun 1979. Yusuf sendiri turut ambil bagian dalam cerita ini dengan berperan sebagai Mak Miskin.




Scene 1


Scene 2

Sekilas Tentang Mendu :
"Mendu merupakan seni lakon berbentuk teater khas suku Melayu, Kesenian rakyat dengan gaya bertutur ini mengisahkan tentang ragam kehidupan masyarakat yang  berkembang sejak ratusan tahun silam. Namun kesenian ini hampir punah tergilas zaman. Pada awalnya, Mendu hanya berkisah tentang sekitar kehidupan istana kerajaan dimasa lampau. Didalam perkembangannya, Mendu banyak sekali mengalami proses perubahan. Dahulu Mendu bersifat kaku, tetapi sekarang Mendu lebih bersifat fleksibel karena disesuaikan dengan zaman sekarang. Ceritanya yang dulu hanya berkisah tentang kehidupan di istana, sekarang lebih mengedepan cerita problema rakyat yang disesuaikan dengan kesenian Mendu itu sendiri. Karena disuguhkan dengan cerita yang menarik dan sudah ada sejak lama, Mendu mudah dikenali dan tersebarlah sampai ke pelosok daerah. Namun, Mendu pernah mengalami masa suramnya yakni pada zaman pendudukan Jepang dan setelah perang dunia ke II. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia barulah kesenian ini dihidupkan kembali sama seperti zaman jayanya, bahkan lebih populer karena semakin sering dipentaskan.Tokoh didalam seni teater Mendu meliputi raja, ratu, permaisuri, perdana menteri, panglima perang, dukun dan lain-lain. Ini tercermin dalam video mendu di atas. Kesenian Mendu sekarang lebih modern yang tercermin dalam lagu-lagu yang dibawakan tidak lagi bernuansa kental tradisional, tetapi dapat juga diselipkan beberapa lagu zaman sekarang agar menambah keunikan kesenian ini."


Sumber : 

  • http://www.haluankepri.com/
  • http://wahyudialdiano.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Next Prev home