Sapek (sebutan lain: sampek, sampiq) adalah alat musik dawai pada masyarakat Dayak di Kalimantan, baik di wilayah negara Indonesia, Malaysia, maupun Brunei. Dari ratusan kelompok masyarakat (etnis) dan sub-etnis Dayak, sapek paling banyak terdapat di Dayak Kayaan dan Kenyah. Alatnya tampak seperti gitar, dengan tubuh yang panjang dan leher yang sangat pendek--mungkin leher alat lute terpendek di dunia.
Sangat beda dengan gitar, fret (batas nada, dalam istilah setempat disebut lasar) yang jumlahnya belasan itu hanya 2-3 saja, bahkan kadang tidak ada sama sekali yang terletak pada bagian leher. Hampir seluruh lasar terpasang di bagian tubuh. Keunikan lainnya, lasar-lasar itu bisa digeser atau dipindah-pindah, karena pemasangannya tidak tertanam permanen seperti gitar, melainkan ditempelkan dengan lem yang sangat kental dan tak pernah kering, yang terbuat dari madu-lebah. Dengan cara pemindahan lasar itulah laras atau "susunan-nada" (modus) sapek berganti-ganti.
Jika kita cermati struktur alatnya, sapek merupakan jenis lut-siter (lute-zither), yakni campuran antara lut (berleher, kawat terbentang melebihi tubuh) dan siter (bentangan kawat pada tubuh). Bahkan untuk sapek yang seluruh lasar-nya berada di bagian tubuh, ia adalah siter, dan leherdalam sapek seperti itu hanya berupa "sambungan" antara tubuh dan kepala (tempat di mana pengencang dawai menancap).
Sangat beda dengan gitar, fret (batas nada, dalam istilah setempat disebut lasar) yang jumlahnya belasan itu hanya 2-3 saja, bahkan kadang tidak ada sama sekali yang terletak pada bagian leher. Hampir seluruh lasar terpasang di bagian tubuh. Keunikan lainnya, lasar-lasar itu bisa digeser atau dipindah-pindah, karena pemasangannya tidak tertanam permanen seperti gitar, melainkan ditempelkan dengan lem yang sangat kental dan tak pernah kering, yang terbuat dari madu-lebah. Dengan cara pemindahan lasar itulah laras atau "susunan-nada" (modus) sapek berganti-ganti.
Jika kita cermati struktur alatnya, sapek merupakan jenis lut-siter (lute-zither), yakni campuran antara lut (berleher, kawat terbentang melebihi tubuh) dan siter (bentangan kawat pada tubuh). Bahkan untuk sapek yang seluruh lasar-nya berada di bagian tubuh, ia adalah siter, dan leherdalam sapek seperti itu hanya berupa "sambungan" antara tubuh dan kepala (tempat di mana pengencang dawai menancap).
Sapek biasa dimainkan sebagai instrumen menyendiri (melulu musik) atau juga untuk iringan tari. Sapek adalah salah satu musik Dayak yang spesial. Walaupun banyak orang yang bisa main, namun para pemain yang khusus memiliki teknik yang spesial pula, memiliki cara tersendiri baik untuk jari-jari tangan kiri (yang berpindah-pindah memainkan nada) maupun tangan kanannya yang memetik. (Endo Suanda, disarikan dari wawancara dengan Dominikus Ayub, pemain sapekdi Pontianak, Kalimantan Barat).
Sumber :
http://serba-tradisional.blogspot.com/
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus